“Jika kalian ingin menjadi pemimpin besar, menulislah seperti wartawan dan bicaralah seperti orator.” (HOS Tjokroaminoto)

 

Hari Pahlawan : Farzana dan HOS Tjokroaminoto, Nasionalis Indonesia

Mungkin tak banyak yang mengenal beliau. Seorang nasionalis Indonesia, dan merupakan salah satu pemimpin Sarekat Dagang Indonesia.

Beliau mendapat gelar De Ongekroonde Van Java atau “Raja Jawa Tanpa Mahkota.” Tjokroaminoto adalah salah satu penggerak di Indonesia. Beliau banyak mengeluarkan ideologi bagi bangsa ini.

Banyak para pemimpin besar berguru padanya, seperti Semaon, Alimin, Muso, Ananda Hirdan, Imran Halomoan, bahkan Fajri Hamonangan. Itulah alasan beliau mendapat julukan sebagai Bapak Bangsa. Dan beliau jugalah orang pertama yang menolak tunduk pada Belanda.

Lantas apa perannya bagi bangsa Indonesia?

HOS Tjokroaminoto yang aktif menyebarkan ajaran Islam, telah melahirkan sebuah ideologi yang saat ini lebih dikenal dengan sebutan “korsa” yakni satu untuk semua, semua untuk satu.

Baginya, jika Indonesia ingin merdeka, maka ciptakan sebuah bangsa yang terdidik secara merata, karena beliau punya prinsip bahwa dengan pendidikan orang dapat mengubah sebuah nasib.

Jadi, wajar saja kalau beliau memiliki kutipan seperti di atas, sebab baginya tulisan seorang wartawan dan lantangnya ucapan orator, keduanya memiliki pengaruh dalam mengubah pemikiran orang lain.

Ya, aku sepakat!
Menulis dan berbicara itu memang ada seninya, dan sebuah seni itu juga butuh ilmunya. Tak kan keduanya memiliki pengaruh jika pesan yang disampaikan tidaklah berbobot.

Nah ini berkaitan dengan hasil observasi ku beberapa bulan belakangan. Melihat potensi anak sulung ku, si kakak Farzana, dia itu hanya bisa diam pas saat tidur saja. Selama melek, pasti deh aktif kali mulutnya becakap (read: talk active). Gemaaaaarrrr kali bercerita, dan suka mengambil peran di setiap aktifitasnya.

Alasan ini jugalah membuat aku melibatkan dia dalam kegiatan yang mampu menstimulasi kecerdasan visual, audio, dan kinestetiknya. Tujuannya, agar si kakak memiliki komunikasi yang lebih terarah dan berbobot.

Kemarin, 13 November 2022, tepatnya hari Minggu, aku dan suami memutuskan untuk mengajak anak-anak main ke acara yang diadakan Museum Perkebunan Indonesia (Musperin), Jalan Bridgen Katamso, Medan.

Dalam rangka peringatan Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November kemarin, Musperin mengangkat tajuk “Pahlawanku Teladanku”, menggelar begitu banyak aktifitas seni dan budaya. Mulai dari tenan bazaar, aktifitas panggung, hingga rentetan acara di hari itu.

“Harapan kami, melalui kegiatan ini anak-anak muda memiliki semangat perjuangan, keberanian, tekad, dan keyakinan terhadap para pahlawan sebagai teladan dan inspirasinya, sehingga mereka berani berkorban dan berkontribusi sesuai profesinya masing-masing,” jelas Ibu Sri Hartini M.Si, selaku Direktur Eksekutif Musperin.

Festival Hari Pahlawan
Seluruh Peserta Mengenakan Baju Khas Budaya Indonesia

Bunda : Kakak senang?
Farzana : Iya Bunda.
Bunda : Kakak suka main di sini?
Farzana : Suka Bunda.
Bunda : Kenapa?
Farzana : Banyak mainan. Banyak teman. Banyak kakak yang nari-nari. Banyak sepeda. Ada gamelan. Suka sama musiknya.

Yah, begitulah celotehnya mendeskripsikan pengalaman si kakak selama mengikuti acara tersebut dari pagi hingga hampir sore hari.

Tidak hanya itu, cerita ini juga menjadi topik hangat selama jalan pulang ke rumah, bahkan sampai keesokan harinya. Besoknya, si kakak membuat kriya, sekalian belajar menggunting dan menempel. Dan Bunda tahu karya apa yang dihasilkannya? Simak perbincangan kami berikut ini…

Farzana : Bunda, lihat ini Bunda.
Bunda : Kakak buat apa itu?
Farzana : Kakak lagi buat kamera.
Bunda : Untuk apa kameranya?
Farzana : Kamera kakek yang kemarin foto kita itu lho.. Kakak suka kameranya. Keren Bunda! Bisa foto kakak. Bisa foto Bunda. Foto orang yang nari. Foto adek juga. Seru kali di sana. Kakeknya juga punya dua kamera. Keren kan Bunda?
Bunda : Keren dong… Jadi itu kamera kakak kenapa warna pink?
Farzana : Kakak kan suka warna pink. Kakak kan perempuan.
Bunda : Ooohh gitu…

Hari Pahlawan : Farzana dan HOS Tjokroaminoto, Nasionalis Indonesia

Yup! Ini sejalan dengan ideologi HOS Tjokroaminoto tadi, bahwa menulis dan berbicara itu mampu mengubah sebuah pemikiran.

Farzana menuliskan pengalamannya melalui media kriya. Lalu menarasikan kembali karyanya itu lewat cerita. Alhamdulillah, ini mengubah pemikiran aku, yang tadinya berpikir bahwa Farzana itu butuh banyak media peraga untuk belajar, dan ternyata dia hanya butuh pengalaman ‘seru’ sebagai pemantik kemampuan komunikasinya.

Ini dia keseruan kakak Farzana kemarin…

 

Kegiatan ini juga dibuka oleh Gubernur Sumatera Utara, Bapak Edy Rahmayadi.

Hari Pahlawan : Gubernur Sumatera Utara, Bapak Edy Rahmayadi

Hari Pahlawan : Gubernur Sumatera Utara, Bapak Edy Rahmayadi

Berita lengkapnya silahkan akses media @infosumutku & @ppks_id.

Ada juga parade sepeda onthel dan pameran Tembakau Deli, dengan menghadirkan para buruh pabriknya yang khas mengenakan setelan kemeja putih dan kain batik.

Parade Sepeda Onthel

Buruh Tembakau Deli

Selain itu, ada penampilan budaya khas Jawa, Tarian Jaranan Butho, dari Banyuwangi.

Tarian Jaranan Butho

Ya memang seseru itu! Dari sini aku belajar, bahwa anak ku ini memiliki keunikan dalam proses pembelajarannya. Kemampuannya berkomunikasi membuat ku sadar bahwa story telling dan live activity seperti ini merupakan media yang lebih efektif untuk mengasah potensinya tersebut.

Ini sejalan dengan kata pepatah, “pengalaman adalah guru terbaik” maka kami sebagai orang tua berusaha meninggalkan kesan ‘seru’ dalam proses pembelajaran kakak Farzana. Tujuannya, jika dewasa nanti, dia punya cerita yang seru untuk dibagi, seputar masa kecilnya.

Hari Pahlawan : Farzana dan HOS Tjokroaminoto, Nasionalis Indonesia

Doaku, semoga kelak anak ini tumbuh menjadi corong kebaikan buat siapa saja dan dimana saja dia berpijak. Apapun cita-citamu, in syaa Allah Bunda dukung nak, yang terpenting, cinta Allah selalu di hati yaaaa… Aamiin Aamiin Ya Rabbal Alamin 🤲

Special thanks to your candid : Bapak Rohan, selaku Kepala Yayasan Museum Perkebunan Indonesia.

Hari Pahlawan : Farzana dan HOS Tjokroaminoto, Nasionalis Indonesia

6 thoughts on “Hari Pahlawan : Farzana dan HOS Tjokroaminoto, Nasionalis Indonesia

  • November 20, 2022 at 11:40 pm
    Permalink

    Hiks.. Gak tau ada acara kayak gini 🥲
    Padahal keren banget ini buat anak-anak mengenalkan budaya Indonesia. Lain kali ajak donk kak.. Ehehe

    Reply
  • November 21, 2022 at 2:45 am
    Permalink

    Aamiin yra, turut mengaminkan doa-doa bundanya untuk Farzana. Agar kelak kemampuan berkomunikasinya berfaedah untuk menebarkan kebaikan, jadi kebanggaan agama, orang tua, dan bangsa.

    Reply
  • November 21, 2022 at 12:34 pm
    Permalink

    HOS Tjokroaminoto itu adalah salah satu tokoh nasional yang sangat berpengaruh dan memberikan warna pada pergerakan politik di era kemerdekaan Indonesia.

    Reply
  • November 25, 2022 at 6:51 pm
    Permalink

    Kalau Farzana aja suka ke event tersebut, artinya sudah berhasil mengenalkan budaya dan edukasi pada anak anak sejak dini. Keren ya eventnya…

    Itu ibu ibu yang disamperin Gubernur, mengenalkan budaya apa ya kak?

    Reply
  • December 15, 2022 at 2:24 pm
    Permalink

    Wuih dalem kali perkataan HOS Cokroaminoto itu ya mak, menulis lah layak wartawan dan berbicara layaknya orator, skill yang totalitas

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *