Komunitas Berdaya Internet Warisan Kota Hebat– Kalau diajak mengulas tentang kebermanfaatan internet, aku jadi teringat awal mula 2013 kemarin. Sebuah perjalanan yang di luar batas wajar ku dan teman-teman dalam memulai sebuah pergerakan di kota Medan. Komunitas Medan Heritage adalah komunitas yang kami bangun dari sebuah mimpi sekumpulan anak muda dengan visi, misi, dan tujuan bersama dalam melestarikan kearifan budaya lokal kota Medan.

Aku dan Irvan Deriza menggagas ide ini berangkat dari ketertarikan dan kepedulian kami terhadap situs-situs tua yang ada di kota Medan. Begitu banyak bangunan bersejarah, begitu banyak kekayaan budaya, serta begitu banyak destinasi kuliner hingga cerita sejarah yang menarik untuk dikemas ulang dan dibagikan ke khalayak ramai, agar mereka tahu, Medan ini bukan wisata kuliner, seperti yang digadang pemerintah lokalnya, melainkan lebih kepada wisata sejarah yang patut dipublikasikan kemegahan ceritanya.

Unik, satu kata yang mewakili kota ini. Mulai dari cerita sejarahnya hingga budaya lokalnya, dan ini lahir karena Medan berawal dari sebuah perkampungan yang dijadikan kota oleh kolonial Belanda akibat keberadaan industri perkebunan Tembakau Deli.

Perkembangan industri perkebunan Tembakau Deli mendesak perkampungan menjadi sebuah perkotaan. Pusat bisnis seperti pasar, perkantoran, perbankan, alat transportasi, hotel, hingga tempat hiburan, semua tersentralisasi di pusat kota, yang dikenal dengan Titik Nol kota Medan, yakni Lapangan Merdeka.

Inilah embrio kota Medan. Sebuah peradaban baru pada masa kolonial Belanda. Beragam aktivitas perindustrian telah mendatangkan begitu banyak para pelaku bisnis mancanegara, sehingga kota Medan dipengaruhi begitu banyak budaya. Semua ini sangat tergambar dari gaya-gaya bangunan peninggalan bersejarahnya.

Alasan ini yang menggelitik nurani aku dan Irvan untuk menggebrak sebuah gerakan, khususnya di kalangan anak muda. Kenapa anak muda? Karena kami melihat, begitu banyak anak muda di kota ini yang belum mengenal situs-situs sejarah. Mereka hanya mengenal satu hingga empat situs saja, itu pun yang memang sudah terkenal dan dikelola oleh pihak pemerintahan kotanya.

Namun, peninggalan kelolaan swasta hingga situs yang terbengkalai, mereka justru asing bahkan belum pernah mengetahuinya. Inilah yang menguatkan kami menggagas Medan Heritage.

“Anak muda itu bukan apatis akan warisan kotanya, bisa saja karena mereka belum mengenal cerita sejarahnya. Heritage itu ibarat jatuh cinta. Orang yang jatuh cinta itu butuh PDKT. Kalau sudah kenal, pasti akan ada ketertarikan. Kalau sudah tertarik biasanya akan mencari tahu lebih dan timbul rasa peduli. Kalau sudah peduli, biasanya akan jatuh cinta. Nah, orang-orang yang jatuh cinta akan memelihara rasa itu. Begitulah filosofi kami dalam menyebarkan virus pergerakan ini. Buat dulu anak mudanya mengenal, agar mereka bisa jatuh cinta”

 

Bagaimana Cara Membuat Anak Muda Medan Jatuh Cinta Terhadap Warisan Kota?

Pertanyaan yang tidak mudah untuk dijawab, sebenarnya. Justru ini yang membuat kami tertantang kala itu. Riset kecil-kecilan kami lakukan. Dimulai dari pertanyaan-pertanyaan ringan yang kami publikasikan di media sosial Twitter.

Cuapan-cuapan sederhana itu ternyata memberikan dampak. Kesimpulan yang didapatkan, anak muda Medan sangat tertarik dengan aktivitas seni dan budaya. Mereka cenderung mendapatkan informasi kegiatan melalui media sosial daripada informasi media cetak dan radio. Akhirnya aku dan Irvan bersepakat menggunakan media sosial sebagai motor penggerak dalam mengkampanyekan misi Medan Heritage (@medanheritage)

Tiga bulan kami konsisten melakukan cuapan di Twitter. Publikasi beragam informasi hingga mini riset terkait warisan kota Medan dilakukan untuk mengumpulkan beberapa data. Tujuannya, agar kami bisa meramu kegiatan sesuai kebutuhan anak muda Medan, sehingga mereka mendapatkan kesan terbaik di kegiatan tersebut.

Biasanya, orang-orang yang memiliki kesan baik terhadap sesuatu, mereka akan dengan senang hati mengulangi kebiasaan itu. Inilah jurus jitu yang kami gunakan untuk membuat anak muda Medan jatuh cinta terhadap warisan kotanya.

“Senangkan dulu hatinya. Lalu transfer informasi yang mau disampaikan secara bertahap, sesuai kebutuhan si pendengar. Mudah-mudahan pesan itu akan sampai ke hati dan memorinya. Lakukan secara berulang hingga si pendengar terbiasa dengan informasi itu”

 

Budaya dan Komunitas Medan Heritage

Budaya itu bukan tentang fisik, tapi tentang kisah turun temurun. Komunitas Medan Heritage itu media yang digunakan untuk mewariskan budaya lokal kota Medan kepada anak muda. Sedangkan internet sebagai solusi bagi jejak digital sebuah peradaban.

Beginilah rumus yang kami gunakan dalam pergerakan Medan Heritage. Kebaikan media sosial dijadikan sebagai bahan bakar (baca: kekuatan) bagi motor penggerakan ini.

Di lain sisi memang manfaat internet bisa berdampak negatif bagi para penggunanya, tapi jika bijak menggunakannya, justru menjadi sebuah kekuatan besar. Ini yang kami rasakan dalam menggerakkan Komunitas Medan Heritage.

Komunitas Medan Heritage itu berawal dari pergerakan media sosial Twitter. Berkembang hingga ke Instagram, YouTube, dan blog. Mungkin sekitar tahun 2000 ke bawah, pergerakan lebih banyak dilakukan melalui aksi turun ke jalan. Tapi tidak sejak 2010. Anak muda sudah mulai melakukan kampanye melalui media sosial, dan saat itu didominasi oleh platform Facebook.

Budaya pergerakan ini telah bergeser. Media sosial dianggap efektif dan efesien untuk mengkampanyekan sebuah isu. Selain hemat biaya, hemat tenaga, juga lebih cepat berdampak dengan berbagai strategi digital. Inilah yang dilakukan oleh Komunitas Medan Heritage.

Komunitas Berdaya Internet, Warisan Kota Hebat

Komunitas ini memang diresmikan pada 31 Agustus 2013. Namun, pergerakannya sudah dimulai sejak April 2013. Melalui literasi budaya di media sosial Twitter, kami mengedukasi para netizen agar terstimulasi akan pentingnya memelihara dan melestarikan warisan kota. Harapannya, saat kami menggelar acara peresmian Komunitas Medan Heritage, sudah banyak warga Medan yang paham visi misi pergerakan ini.

Gayung bersambut, sebagian besar netizen @medanheritage terpantik dan penasaran tentang cerita warisan kota Medan. Mulai dari situsnya, sejarahnya, hingga budayanya.

Kesimpulannya, manfaat internet sangat besar dalam mengkampanyekan kearifan budaya lokal. Tidak hanya berupa tulisan, kita juga bisa mengemasnya dalam bentuk gambar visual hingga audio visual. Bisa juga digunakan sebagai media riset, dan yang pasti sebagai bentuk rekam jejak digital, sehingga bila sewaktu-waktu ada situs ataupun peninggalan bersejarah di kota Medan ini yang musnah, kami masih memiliki rekam jejak terkait dokumentasi situs tersebut. Inilah yang dimaksud bahwa budaya itu bukan tentang fisik, melainkan tentang kisah turun temurun. Fisik mungkin bisa musnah, tapi literasi akan senantiasa abadi, minimal di memori manusia.

Komunitas Medan Heritage dan Telkomsel

31 Agustus 2013, di Titik Nol Kota Medan, Kantor Pos Pusat, Lapangan Merdeka, merupakan tempat bersejarah bagi pergerakan Medan Heritage. Berkumpul lebih dari 40 komunitas. Beragam festival kebudayaan digelar. Menjadi ruang kreasi bagi anak muda Medan. Dan mensinergikan para pelaku bisnis, mulai dari lokal hingga nasional.

Ya, sebuah memori yang tidak bisa terbayarkan dengan apapun. Sebuah mimpi yang terwujud nyata. Sebuah pergerakan yang melahirkan perubahan baru tentang budaya pergerakan komunitas.

“Apa mungkin bisa kita menggelar festival se-WAH itu?” celetuk Irvan Deriza meyakinkan aku dan abang Renzo yang kala itu sebagai tim awal dalam pergelaran ini.

“Enggak ada yang tak mungkin bre. Kita coba dululah. Kalaupun mentok, ya sudah, kita gunakan dana yang ada. Bagaimana kalau kita coba ke perusahaan provider? Ada yang kenal enggak?” tanya abang Renzo.

Kami pun memutuskan mengirim proposal ke perusahaan Telkomsel Medan, milik PT Telkom Indonesia. Alhamdulillah gayung bersambut, presentasi kami diterima. Kegiatan yang kami usung berkonsep art & visual digital festival. Konsep ini sangat sesuai dengan visi perusahaan Telkomsel saat itu, yakni menjadi digital telco pilihan utama untuk memajukan masyarakat.

Adapun alasan kami mengusung konsep ini ingin mengkampanyekan bahwa kearifan budaya lokal sudah harus go digital, baik dari segi dokumentasi, hingga edukasinya ke masyarakat. Harapannya, agar masyarakat lebih mudah dan murah mengakses informasi seputar warisan kota Medan.

“Wow keren! Kok bisa kak jebol di Telkomsel?” tanya salah satu tim program pergelaran Launching Medan Heritage.

Sederhana, rumus yang kami pakai saat negosiasi sponsorship:
tidak perlu ngotot harus dibantu pendanaan kegiatan. Kami memaparkan kebutuhan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan, kemudian menanyakan ke pihak Telkomsel aitem mana saja yang mereka bisa dukung. Alhamdulillah mulai dari perlengkapan panggung hingga stand bazaar didukung mereka.

berikan barter yang sesuai dan tepat guna. Terkadang kita kalau minta ke pihak sponsor itu tidak kira-kira, alias besar pasak daripada tiang. Sesuai kapasitas kami, Medan Heritage memiliki beberapa data riset di media sosial. Kami paparkan mulai dari traffic hingga insight netizen, serta hasil online research yang pernah dilakukan. Alhamdulillah pihak Telkomsel mendukung kami dalam 3 komponen jaringan, yakni WiFi, paket kuota, dan kartu perdana.

pastikan kolaborasi yang ditawarkan menguntungkan kedua belah pihak. Dengan dukungan 3 komponen jaringan tadi, kami pun menawarkan kolaborasi tranding topic di Twitter untuk skala Medan. Menggunakan tagar terkait dengan keunggulan produk Telkomsel. Melakukan soft selling baik offline maupun online sepanjang acara berlangsung. Serta memberikan database komunitas yang terlibat. Tujuannya, kami ingin membentuk brand image kalau Telkomsel juga peduli warisan kota Medan.

Sudah saatnya dong ya mengubah budaya barter kerja sama yang sangat konvensional itu, karena kita, komunitas, saat ini dituntut untuk lebih kreatif dalam berkolaborasi dengan berbagai perusahaan.

Mungkin dulunya hanya terfokus pada pendanaan kegiatan saja, dan sekarang sudah harus beralih dalam bentuk dukungan jasa maupun peralatan/perlengkapan dan konsumsi. Sebab, tidak semua perusahaan bisa menggelontorkan dukungan dalam bentuk pendanaan kegiatan.

Selain itu, pelajari juga apa saja yang menjadi core value di setiap perusahaan, dari sana bisa ditentukan siapa yang akan menjadi sponsor kita. Seperti Telkom Indonesia, salah satu core value mereka yakni kolaboratif, membangun kerja sama yang sinergis. Itu berarti mereka terbuka bagi siapa pun yang ingin bekerja sama, tentunya sejalan dengan visi dan misi Telkom Indonesia.

 

 

Siapa Saja Bisa Jadi Agen Perubahan

Mungkin kita berpikir untuk membuat suatu perubahan besar butuh pergerakan besar, massa yang banyak, dan memiliki pribadi yang punya pengaruh.

Menurut aku sih tidak. Setiap kita ini ya agen. Aku, kamu, dia, mereka, sama porsinya. Yang membedakan kita hanyalah tentang siapa yang memulai duluan, dan bagaimana menjaga konsisten pergerakan itu.

Tapi kak, aku tidak punya keahlian dalam menggerakkan massa?

Tenang. Sebuah pergerakan di masa millenial seperti saat ini tidak membutuhkan kekuatan besar untuk menggerakkan massa. Manfaat internet yang sudah sangat luas justru memudahkan ruang gerak kita dalam berkontribusi bagi bangsa ini.

Seperti penjelasan aku tadi, Komunitas Medan Heritage saja berawal dari komunitas daring lalu menjadi sebuah pergerakan masif yang turun ke masyarakat. Kenapa tidak kamu juga memulai hal yang sama?

Hanya butuh jaringan, teman seperjuangan (2 sampai 3 orang), platform, konten, dan kuota dalam mengkampanyekan isu. Tidak perlu banyak tenaga dan waktu untuk bergerak. Apakah ini mungkin? Oh tentu dong! Justru ini menjadi sebuah peluang besar bagi kita sebagai agen perubahan.

Jika kita sudah memulai, terus tidak berhasil dan netizen tidak terlalu responsif, bagaimana kak?

Ya, itulah tantangannya. Jangan berhenti! Terus lakukan dan terus berinovasi dalam menyajikan konten. Ingat rumusnya, informasi akan mudah diterima pembaca ketika hati mereka senang. Maka, sajikan konten-konten menarik yang disenangi para pembacanya.

Duh, bagaimanalah itu caranya kak?

Sederhana. Kebaikan internet itu luas. Gunakan fitur survei yang disediakan media sosial, seperti Instagram contohnya. Kita bisa menggunakan fitur insta story di kolom poling atau pertanyaan.

Bisa juga melakukan diskusi terbuka melalui channel YouTube ataupun Zoom dan Google Meet dengan mengaktifkan kolom komentar sebagai media tanya jawab. Keunggulannya, cara ini bersifat langsung dan tayangannya pun bisa disimpan sebagai dokumentasi komunitas.

Bagaimana, sederhana bukan?
Pastinya dong.. Sudah seharusnya lah kita memulai pergerakan. Sebab, budaya pergerakan sudah bergeser. Saat ini semua hal itu sangat mungkin dilakukan dengan internet.

Yuk, jadi bagian dari anak muda yang memiliki pengaruh bagi negeri ini. Mulailah berpikir bahwa Indonesia itu butuh kita, dan kita butuh komunitas berdaya internet bagi Indonesia.

 

Komunitas Medan Heritage di Masa Pandemi

Siapa sih yang tidak terdampak oleh pandemi? Bahkan komunitas seperti Medan Heritage pun merasakannya. Ya, pergerakan yang biasanya dilakukan 30% daring dan 70% luring ini harus berubah budaya menjadi 100% daring.

 

Dua tahun lebih masa pandemi melanda Indonesia, menjadikan ruang gerak warganya terbatas. Tanpa terkecuali, semua lapisan masyarakat terdampak oleh pandemi.

Begitu juga Komunitas Medan Heritage. Dua tahun sangat menentukan kualitas pergerakan. Ibarat mesin motor yang tidak dirawat. Dia tetap bisa berfungsi, hanya saja akan berbeda kualitas dengan mesin yang diberikan perawatan.

Semangat berkomunitas di tahun 2011 hingga 2020 sangat berbeda dengan saat ini. Berubahnya budaya aktivitas masyarakat dari luring menjadi daring, sangat mempengaruhi pola kebiasaan orang dalam mengakses dan menerima informasi.

Ya, kita dituntut lebih kreatif atas dampak ini. Komunitas Medan Heritage pun harus banting setir 360 derajat. Program luring pun diubah menjadi daring. Namun tetap saja, tidak semua hal bisa dilakukan melalui aktivitas daring.

 

Seperti membangun semangat berkomunitas, kegiatan tatap muka masih menjadi hal yang paling efektif ketimbang aktivitas daring. Namun karena pandemi, budaya itu pun perlahan berubah. Masyarakat mulai beradaptasi dan sudah membiasakan diri dengan pola baru ini.

Hal ini tampak dari beberapa komentar responden di mini riset yang aku lakukan pada 27 orang (posisi top level) dari 25 komunitas.

Tampak beberapa jawaban dari responden yang mengatakan bahwa aksesibilitas jaringan internet menjadi hal paling urgensi dalam melakukan aktivitas komunitas di masa pandemi. Pemilihan provider yang tepat adalah solusi bagi permasalahan ini. Apalagi kegiatan daring komunitas pasti membutuhkan unggah dan unduh data, dan IndiHome saat ini sudah memiliki keunggulan tersebut.

Dirilis dari laman website cncbindonesia.com , IndiHome melakukan berbagai upaya demi memberikan layanan internet ngebut. Khususnya dalam hal digital conectivity, telah dilakukan perbaikan rasio Upload dan Download (UL;DL) yakni 1:3, dari sebelumnya berasio 1:5.

Hal ini aku akui, sekitar tahun 2013 aku sempat menggunakan jasa IndiHome sebagai jaringan internet di rumah ku, dan itu tergolong lelet. Sejak 2015 hingga 2020, beralih ke provider lain. Tapi sejak ada produk baru dari IndiHome, yakni Orbit. Aku merasakan kekuatan jaringannya lebih mumpuni. Sampai saat ini aku dan keluarga masih setia menggunakan Orbit IndieHome.

Meskipun begitu, dampak pandemi juga memiliki nilai positif melahirkan inovasi-inovasi baru. Salah satunya di sektor seni dan budaya. Ada beberapa ide yang mungkin teman-teman bisa adaptasi guna melanjutkan semangat berkomunitas agar pergerakannya tetap eksis.

Heritage Trail Virtual

Heritage Trail Virtual yang dilakukan Medan Heritage: https://www.instagram.com/tv/CEi9XGKJ4xC/?igshid=MDJmNzVkMjY=

Heritage Class Virtual

Heritage Class Virtual yang dilakukan Medan Heritage: https://www.instagram.com/tv/CGb9GolnkBZ/?igshid=MDJmNzVkMjY=

Heritage Class Virtual yang dilakukan Beranda Warisan Sumatra: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=409140571235648&id=100010403358245

Art Festival Virtual

Upacara Virtual

Nah, menarik bukan?

Melalui beberapa refrensi ini, PT Telkom Indonesia, khususnya IndiHome bisa berinovasi melakukan perluasan jaringan kebermanfaatan internet bagi komunitas agar mereka senantiasa terus melakukan pergerakan, terutama bagi komunitas yang mengkampanyekan kearifan budaya lokal.

Harapannya, pergerakan kecil yang konsisten dan kolaboratif mampu melahirkan sebuah pergerakan besar terhadap pelestarian warisan kota, bahkan Indonesia. Sehingga PT Telkom Indonesia, khususnya IndiHome mampu meciptakan internetnya Indonesia  melalui komunitas berdaya internet yang melestarikan warisan kota hebat.

So, jangan jadikan pandemi sebagai alasan pergerakan kita melemah ya sob! IndieHome, Internetnya Indonesia.

 

 

 

Refrensi :

Komunitas Berdaya Internet, Warisan Kota Hebat

33 thoughts on “Komunitas Berdaya Internet, Warisan Kota Hebat

  • July 17, 2022 at 11:06 pm
    Permalink

    Internet dan anak muda memang satu hal yang gak bisa dipisahkan. Keduanya memiliki kekuatan yang apik dalam penyebaran informasi baik budaya daerah maupun pergerakan sebuah komunitas yang tepat sasaran. Terlebih adanya Medan Heritage sebagai wadah anak muda untuk mengetahui lanjut mengenai betapa pentingnya anak muda paham akan budaya dan sejarah di kotanya.

    Reply
    • July 18, 2022 at 7:01 am
      Permalink

      komunitas dan internet saat ini memang telah menjadi satu kesatuan yang hampir utuh , bahkan progres pergerakan saat ini dapat di nilai dari seberapa aktifnya sosial media komunitas tersebut. namun memang , masih menjadi PR bagi komunitas yang bergerak di bidang kebencanaan , disaat terjadi bencana , meskipun tidak besar dan sangat membutuhkan komunikasi yang intens , disaat itu pula biasanya minim jaringan yang akhirnya membuat banyak penundaan untuk melaksanakan evakuasi.

      Reply
    • July 18, 2022 at 8:24 am
      Permalink

      Masha Allah….jadi makin paham dengan peninggalan budaya di Medan 🤗 penjelasan sangat detail dan rinci 😊👍 makasih Medan heritage atas perannya selama ini untuk tetap berusaha melestarikan peninggalan budaya bangsa 😊🙏

      Reply
    • July 22, 2022 at 8:58 pm
      Permalink

      Yes beneeerr kali kak..makanya kami fokus di kalangan anak muda. Mereka corong

      Reply
  • July 17, 2022 at 11:42 pm
    Permalink

    Pernah jadi bagian pergerakan ini ya alhamdulillah sedikit banyak ada dampak ke gedung” yang dulu isunya mau di hancurkan skrg di lestarikan ❤

    Reply
    • July 18, 2022 at 7:53 am
      Permalink

      Pergerakan komunitas sangat dibutuhkan untuk membantu pemerintah, Krn dgn dukungan komunitas kerja kerja pemerintah akan lebih efektif dan efisien. Anak muda adalah motor pergerakan, jgn sampai masa muda egak punya kenangan akan pergerakan apa yg pernah dibuat. Malu nanti kalau udh tua ditanya anaknya bapak atau ibu dulu waktu muda ada berbuat apa utk banyak orang 🤣

      Reply
      • July 22, 2022 at 9:02 pm
        Permalink

        🤣🤣 ya ya bener kali itu. Jadi kita tuh semacam role model mereka gitu ya kan

        Reply
    • July 22, 2022 at 9:08 pm
      Permalink

      Alhamdulillah ya kak, sebagian berkat manfaat internet ya kan kak

      Reply
  • July 18, 2022 at 12:28 am
    Permalink

    Walau masih entah dimana kemarin itu, tapi makasiii buat yang mau membagi ilmu & memahamkan semua dari kita bisa jadi agen perubahan 💕

    Reply
    • July 22, 2022 at 9:08 pm
      Permalink

      Sama-sama kak 😊🙏

      Reply
  • July 18, 2022 at 1:31 am
    Permalink

    Semangat selalu Medan Heritage, tumbuhkan semangat pelestarian budaya di Kita Medan.

    Reply
    • July 22, 2022 at 9:07 pm
      Permalink

      In syaa Allah kak 💪 Aamiiiiinnn

      Reply
  • July 18, 2022 at 2:08 am
    Permalink

    MasyaAllāh, tabarakallāh.
    Kalo kita udah jatuh cinta, apapun itu pasti seru dan makin ingin mengenal lebih jauh.
    Kalo bukan kita yang mengenal budaya kita, siapa lagi? Jangan sampe orang luar yang lebih mengenal budaya kita.
    Yuk jadi agen yang mengenalkan budaya Indonesia ke Dunia!!!
    Semangat terus #MedanHeritage
    Semoga sehat selalu orang-orangnya dan semakin menginspirasi
    Aamiin Allāhumma Aamiin
    ♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡

    Reply
    • July 22, 2022 at 9:07 pm
      Permalink

      Aamiiiiinnn 🤲
      Yes! Tetap semangat ya jadi agen pemeliharaan budaya Indonesia 💪

      Reply
  • July 18, 2022 at 2:48 am
    Permalink

    Alhamdulillah saya Pribadi pernah dan sampai saat ini masih aktif ikut dalam roda gerak pergerakan Komunitas Medan Heritage ini selain kami bergerak di ruang publik langsung kami juga bergerak di jejaring dunia melalui sosial media didalam aktualisasi perlindungan edukasi gedung gedung sejarah yang ada di Kota Medan

    Reply
    • July 22, 2022 at 9:06 pm
      Permalink

      Thank you bang Isan. Pelihara terus ya semangatnya

      Reply
  • July 18, 2022 at 4:03 am
    Permalink

    Dampak dari pandemi menyebabkan kita menjadi keluar dari zona nyaman kita, yang biasanya beraktivitas di luar dengan bebas, malah menjadi terbatas, namun bukan membatasi kreativitas kita, terutama dalam mempromosikan peninggalan bersejarah di kota Medan. Dengan sinyal yang oke kita juga masih bisa mempromosikan heritage kita. Tetap semangat!!!

    Reply
    • July 22, 2022 at 9:05 pm
      Permalink

      Nah, sepakat ya kan.. semangat kakak~

      Reply
  • July 18, 2022 at 6:09 am
    Permalink

    Very informative. Akhirnya tau tentang sedikit banyak Budaya yang ada di Medan dan Saluuuttt untuk orang-orang kreatif yang senantiasa bersemangaat untuk mempertahankan kebudayaan dengan perubahan zaman yang cepat. Informasi seperti ini penting agar generasi berikutnya mengenal & memahami kebudayaan. Full of Love for #medanheritage 😊💖

    Reply
    • July 22, 2022 at 9:04 pm
      Permalink

      Big hug Mak ❤️ bener kali Mak. Semangat itulah bahan bakarnya ya kan. Hilang itu, hampalah komunitas dan pergerakannya

      Reply
  • July 18, 2022 at 7:02 am
    Permalink

    komunitas dan internet saat ini memang telah menjadi satu kesatuan yang hampir utuh , bahkan progres pergerakan saat ini dapat di nilai dari seberapa aktifnya sosial media komunitas tersebut. namun memang , masih menjadi PR bagi komunitas yang bergerak di bidang kebencanaan , disaat terjadi bencana , meskipun tidak besar dan sangat membutuhkan komunikasi yang intens , disaat itu pula biasanya minim jaringan yang akhirnya membuat banyak penundaan untuk melaksanakan evakuasi.

    Reply
    • July 22, 2022 at 9:03 pm
      Permalink

      Nah, ini bisa jadi masukkan bagi pihak pelayanan jasa internet ya kan Tanta 😊👍

      Reply
  • July 18, 2022 at 9:41 am
    Permalink

    Wahhh membaca tulisan ini seperti bernostalgia kembali ke masa-masa di mana sering berkegiatan bersama medan heritage dan komunitas lainnya di kota medan. Pandemi Covid-19 tak boleh menyurutkan langkah pergerakan. Jalannya boleh melabat, geraknya tak boleh berhenti. Semangat untuk semuanya, semoga dapat kembali ke Medan dan membangun peradaban.

    Reply
    • July 22, 2022 at 9:00 pm
      Permalink

      Iya kak, rindu kali memang udah. Semoga bisa segera aktif kembali 🤲

      Reply
  • July 19, 2022 at 6:27 am
    Permalink

    Masyaallah maju dan sukses terus medan heritage dengan visi dan misi untuk tetap menomorsatukan peninggalan” budaya yg ada dimedan yang dimana sebagian ga tau ini jadi tau ternyata itu salah satu budaya yang harus dijaga dan dilestarikan dimedan.

    Reply
    • July 22, 2022 at 9:00 pm
      Permalink

      Aamiiiiinnn 🤲 iyes, itulah pentingnya diedukasi anak mudanya 😁

      Reply
  • July 20, 2022 at 1:30 pm
    Permalink

    Internet dan komunitas dekat dengan anak muda. Medan Heritage sudah mengawalinya dengan baik sejak 2013.

    Semoga makin banyak manfaat yang lahir dari Medan Heritage 🫶🏼

    Reply
    • July 22, 2022 at 8:59 pm
      Permalink

      Aamiin Ya Allah 🤲 makasi ya mba

      Reply
  • July 23, 2022 at 3:32 am
    Permalink

    Medan heritage keren kak. Membuat banyak anak muda menjadi peduli sama situs sejarah. Btw IndiHome ini memang membantu banget kinerja komunitas kita dengan menghadirkan banyak sekali kemudahan dalam Berselancar di dunia maya.

    Reply
  • July 30, 2022 at 9:49 am
    Permalink

    Semoga lebih banyak lagi ya komunitas anak-anak Medan yang aktif dan mengharumkan kota Medan dengan keunggulan-keunggulannya. Saya sendiri juga punya komunitas berbasis kedaerahan di Medan, Barisan Putri Melayu, tp kami aktifnya di FBG dan Grup WA aja, fokusnya pun di kegiatan melestarikan kuliner populer Melayu. Keterbacaan di internet dengan dukungan IndiHome menjadi hal yang penting ya, sipsip, maju terusss!

    Reply
  • July 31, 2022 at 12:20 am
    Permalink

    Keren kali kak. Jadi makin cinta sama kota Medan. Ternyata Medan punya banyak situs sejarah yang perlu digali ya. Manfaat internet betul-betul terasa ya untuk menyebarkan semangat pelestarian ini.

    Reply
  • July 31, 2022 at 11:57 pm
    Permalink

    Kalau ini sih gak ragu lagi yah, kemaren di jogja nemu komunitas serupa yg setiap weekend konsen kpd kawan2 yg ingin mengetahui lbh dlm lg bangunan sejarah atau tempat sejarah di kotanya, keren ya medan heritage, sekali2 kita buat walking tour seputar medan yg update yess

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *