Assalamualaikum kawan!

Kalau kemarin kita sudah me-review Bab Muslimah Terjaga, nah kali ini kita akan membahas Bab lainnya, Muslimah Cerdas. Jika kemarin kita sudah mengulas bagaimana sepatutnya seorang muslimah menjaga diri dan batasannya, nah kali ini kita akan membahas bagaimana pentingnya seorang muslimah mengkualitaskan ilmunya.

Perlu kita tahu bahwa untuk menjadi seorang muslimah tidak cukup hanya sekedar santun saja. Kita, sebagai jalan keluarnya para generasi bangsa ini juga butuh dan perlu menjadi sosok yang cerdas. Tidak haya cerdas secara sikap, melainkan juga secara intelektual. Kenapa? Sederhana, karena kita bakal jadi madrasah pertama bagi anak-anak kita kelak. Kitalah yang bakal bertemu dan berinteraksi 24 jam dengan anak-anak kita. Bayangkan saja jika anak kita memiliki role model yang tidak berkualitas, mau jadi apa perkembangan anak-anak kita? Na’udzibillahiminzalik.

Soooo…Bab ini akan mengulik dan memaparkan bagaimana kita, sebagai muslimah kudu mempersiapkan pendidikan diri sebelum kita mendidik anak-anak kita nantinya. Yuk, simak ulasanku dari buku Muslimah Bercahaya, karangan Arif Rahman Lubis. Selamat membaca kawan!

 

MUSLIMAH CERDAS

Muslimah Bercahaya

 

SIAPKAN WAKTU UNTUK BELAJAR

Belajar itu bukan tentang sempat, melainkan disempatkan. Dengan kata lain, kita harus memaksakan diri kita untuk menyempatkan waktu menuntut ilmu. Sekalipun hanya dengan menyisihkan waktu satu jam dalam sehari. Berikut beberapa hadits tentang keutamaan menuntut ilmu.

Muslimah Bercahaya

Muslimah Bercahaya

 

SEMANGAT BELAJAR IMAM SYAFI’I

Imam Syafi’i adalah contoh yang luar biasa tentang semangat belajar. Beliau terus dan terus belajar, dan beliau menunjukkan bahwa kefakiran dirinya tidak menghalanginya untuk mendapatkan ilmu. Beliau berkata, “Tidaklah beruntung dalam ilmu, kecuali siapa yang mencarinya dalam kondisi kekurangan atau kefakiran.”

Muslimah Bercahaya

Wanita shalihah sadar bahwa salah satu pondasi kesuksesan adalah kebiasaan menyiapkan waktu untuk belajar dan membaca. Minimal satu jam dalam sehari. Ingat pesan ini ya kawan! 😉

 

ILMU AGAMA YANG PERLU DIPELAJARI MUSLIMAH

Ada dua golongan ilmu agama yang perlu dipelajari muslimah, yakni ilmu Fardhu ‘Ain dan Fardhu Kifayah. Berikut penjelasannya :

Muslimah Bercahaya

Golongan ilmu fardhu kifayah, seperti menghafal Al Qur’an, mempelajari hadits, ilmu ushul fiqh, ilmu bahasa Arab, mengetahui periwayatan hadits, tentang ijma’, dan tentang perkara khilafiyah. Selain itu ilmu tentang kedokteran, matematika, produksi barang, dll.

 

ILMU UMUM YANG PERLU DIPELAJARI MUSLIMAH

Ilmu dan pengetahuan umum yang perlu dipelajari muslimah adalah disiplin keilmuan yang ingin ia tekuni dan menjadi spesialis di bidangnya.

Seorang muslimah juga boleh mempelajari psikologi agar mengenal lebih dalam bagaimana kejiwaan dan bagaimana pengembangan diri untuk kaum wanita. Dan beberapa ilmu yang mampu menunjang pengembangan jalan dakwah, seperti ilmu komunikasi, hukum, perundangan, pendidikan anak, penjagaan kesehatan, dan sejenisnya.

Intinya, uapayakan ilmu kita sebagai bentuk pengembangan manfaat bagi lingkungan sekitar.

 

LUAR BIASANYA KECERDASAN IBUNDA AISYAH

Sosok muslimah yang meriwayatkan banyak hadits tentang keindahan akhlak dan keindahan interaksi Rasulullah saw. Tidak hanya lihai meriwayatkan hadits, Beliau juga memiliki pemahaman yang sangat mendalam tentang hadits yang disampaikan oleh Rasulullah saw. Ibunda Aisyah juga sangat paham dalam bidang faraid (warisan), fiqh, pengobatan, dan syair.

 

ADAB DALAM MENUNTUT ILMU

“Pelajari adab sebelum mempelajari suatu ilmu” (Imam Malik)

Berikut adab dalam menuntut ilmu :

– Sucikan hati dari perkara yang dapat mencederai kesungguhan niat dalam menuntut ilmu.

– Mampu menyingkirkan segala hal yang bisa mengganggu konsentrasi belajar.

– Memiliki sifat rendah hati terhadap ilmu yang dipelajari dan gurunya.

– Memiliki kesempurnaan akal sehat, perilaku yang religi, berpengetahuan, dan mampu menjaga ilmunya.

– Belejar itu harus punya guru, tidak sekedar banyak membaca saja.

– Guru adalah sosok mulia, dan hormati mereka.

– Mampu mencari keridhaan sang guru.

– Memiliki izin jika ingin berkunjung ke ruangan gurunya.

– Memiliki kesadaran penuh saat mengikuti majelis sang guru.

– Mengucap salam saat memasuki majelis ilmu.

– Tidak diindahkan untuk berlalu lalang di hadapan majelis ilmu.

– Tidak diindahkan untuk meminta seseorang berpindah tempat duduk saat berada di majelis ilmu.

– Tidak diperkenankan tiba-tiba langsung duduk di tengah kerumunan majelis ilmu.

– Jaga adab terhadap siapa saja yang telah hadir.

– Jaga intonasi suara saat berada di majelis ilmu.

– Tidak diperkenankan melakukan gerakan sia-sia.

– Jika ada yang bertanya, tidak diperkenankan bagi murid lain untuk langsung menjawab, kecuali telah diberi izin oleh sang guru.

– Bertanyalah dengan bahasa yang santun dan secara perlahan.

– Jika sang guru bertanya apakah kita sudah paham, maka jawablah dengan sejujurnya, tidak serta merta menjawab “iya” agar kita mendapat penjelasan yang lebih mendalam dari sang guru.

– Mampu menjaga mood agar semangat belajar terus terjaga.

– Bersabar dengan ketegasan sang guru.

– Seorang murid harus memiliki cita-cita yang tinggi.

– Murid sebaiknya menunggu sang guru saat memasuki majelis ilmu.

– Mampu memaksimalkan waktu luang untuk belajar.

– Rajin mengulang materi.

– Berdoa sebelum belajar.

– Bersilaturahmi dengan siapa saja di majelis ilmu sang guru.

– Meminta pada sang guru agar senantiasa dibimbing dalam proses pembelajaran.

– Catat apapun ilmu yang baru diketahui dan mengulanginya hingga paham.

– Jika sudah memahami sebuah ilmu, maka jangan egois dan hendaklah berbagi dengan murid lainnya.

– Tidak boleh mendengki siapa pun ataupun berbuat sombong.

 

SABAR DALAM MENIMBANYA

Kesabaran adalah sahabat terbaik bagi seorang wanita shaliha penuntut ilmu. Karena takkan dapat ilmu tanpa kesabaran. Sebab, tidak ada wanita yang langsung bisa, langsung menjadi ahli dari sejak lahirnya.

Seperti buah yang diharapkan, wanita shaliha menanam dan merawat pohonnya. Kemudian menunggu untuk waktu yang bisa jadi cukup lama. Begitu pula ilmu, wanita shaliha butuh kesabaran dalam menjalani prosesnya.

“Tidak ada keberhasilan di dunia dan kesenangan di akhirat kecuali dengan kesabaran. Kalaulah para petani tidak bersabar dalam menanam benih, niscaya dia tidak akan pernah memanen. Kalaulah bukan karena kesabaran seorang pelajar terhadap pelajarannya, niscaya dia tidak akan pernah sukses dan bisa belajar. Maka, untuk menggapai tujuan-tujuan yang tinggi tidak akan bisa dicapai kecuali dengan melalui penderitaan yang berat dan merasakan berbagai kepedihan yang menyakitkan sehingga tercapailah sebuah angan-angan,” inilah sebagian perkataan Syaikh Yusuf Qaradhawi tentang sabar.

 

BERSEGERA MENGAMALKAN ILMU

Ada perkataan orang bijak, “Barang siapa keluar mencari ilmu karena menginginkan ilmu itu sendiri, niscaya ilmunya tidak bermanfaat. Barang siapa keluar mencari ilmu untuk mengamalkannya, niscaya bermanfaat meskipun sedikit.”

Demikianlah sejatinya sikap seorang wanita shaliha terhadap ilmu yang diketahuinya. Ia akan berusaha kuat mengamalkan ilmu demi ilmu yang diperolehnya.

Wanita shaliha akan berusaha mengamalkan ilmu, karena memang ilmu itu menghendaki amal. Jika ilmu tidak diamalkan, ia tidak akan memberi dampak kebaikan kepada diri, malah bisa jadi ilmu itu akan menghilang.

Ali bin Abi Thalib ra. berkata, “Ilmu itu memanggil pemiliknya untuk beramal, apabila ia menjawabnya (maka ilmu itu akan tetap padanya) akan tetapi apabila tidak (maka ilmu tersebut akan pergi).”

Jadi kawan, amalkanlah ilmu walaupun ilmu yang kita miliki masih sedikit sekali. Jangan pernah ragu untuk segera berusaha mengamalkannya. Karena bisa jadi dengan mengamalkannya, Allah akan membukakan kepada kita ilmu-ilmu lainnya.

 

AKAN MENJADI SEKOLAH YANG UTAMA

Wanita shaliha adalah seorang pembelajar. Ia ingin agar akalnya semakin tajam dan pengetahuannya semakin kuat. Karena ia paham, kelak ia akan menjadi seorang ibu yang merupakan pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya.

Sebuah syair Arab berbunyi :

“Seorang ibu tak ubahnya bagai sekolah. Bila kita mempersiapkan sekolah itu secara baik, berarti kita telah mempersiapkan suatu bangsa dengan generasi emas.”

Wanita shaliha kelak akan mendapatkan peran istimewa, yakni menjadi pendidik dan penasehat spiritual anak-anaknya. Kitalah yang bakal membentuk seluruh kepribadian dan karakter serta bekal iman anak-anak kita.

Muslimah Bercahaya

Selain itu ada juga hal yang perlu disadari, bahwa pendidikan seorang ibu bukan hanya lewat nasihat dan pengajaran. Yang paling utama adalah lewat keteladanan orang tua, khususnya ibu. Karena itulah seorang muslimah perlu untuk terus menggali ilmunya, menshalihakan pribadinya dan memperindah akhlaknya, agar menjadi teladan bagi anak-anaknya.

Sooo…kesimpulan Book Review: Muslimah Bercahaya Part 2, dengan kita menjadi muslimah yang cerdas, in syaa Allah kita mampu melahirkan dan mencetak keturunan yang shalih/shaliha pula. Sudah siap para muslimah? Yuk mari kita terus tingkatkan kualitas diri dengan menimba ilmu!

Gimana? Makin penasaran dengan bukunya. Hehe…bagi kamu yang penasaran, cuuss langsung saja di pesan melalui akun instagram @arifrahman.lubis atau @bukuarifrahmanlubis yaaaa… Baiklah, berarti tinggal satu review lagi ya hutang tulisanku 🙂 nantikan di Book Review: Muslimah Bercahaya Part 3 ya kawan. Salam Inspirasi!

Book Review: Muslimah Bercahaya Part 2
Tagged on:                                             

10 thoughts on “Book Review: Muslimah Bercahaya Part 2

  • February 1, 2021 at 11:15 pm
    Permalink

    Hi there! This article could not be written much better! Looking at this article reminds me of my previous roommate! He constantly kept talking about this. I am going to send this post to him. Pretty sure he will have a very good read. Thanks for sharing! Elicia Rudolfo Hinson

    Reply
    • February 2, 2021 at 1:40 pm
      Permalink

      😊🙏 Wellcome

      Reply
    • August 13, 2022 at 11:55 am
      Permalink

      Bagus sekali bukunya kak Rizky. Mengingatkan awak tentang peran ibu. Rasanya amat malu bila ibu yang dikenal sebagai sekolah bagi anaknya namun tidak suka belajar.
      Jadi tambah semangat nih kebetulan mau ngisi kajian keluarga (KK) setiap malam ahad. Sekalian bonding ke anak-anak karena hectic nya senin sampe sabtu.

      Reply
  • August 13, 2022 at 8:19 pm
    Permalink

    belajar itu bukan ketika sempat tapi disempatkan.
    bagus banget kalimatnya dan ngena banget ke aku.

    Reply
  • August 14, 2022 at 12:37 am
    Permalink

    Jadi teringat orang rumah ni,…hihi
    Masih banyak peer yang harus dilakukan oleh para suami.

    Nice share kak

    Reply
  • August 17, 2022 at 4:22 am
    Permalink

    MasyaAllah,, adab dulu sebelum ilmu, nah pelajaran akhlak ini yang gada sekolah nya kan,, ah pelajaran dasar dari rumah, dari ibu. Maka pantasnya memang seorang muslimah yang nantinya akan menjadi ibu butuh fondasi kuat mengajari generasi pertama nya tentang akhlak agar dapat menyerap ilmu dengan leluasa. Terimakasih.

    Reply
  • August 20, 2022 at 1:40 am
    Permalink

    Buku yang bermanfaat bagi seorang muslimah, ibu sekaligus istri yg baik, sepertinya saya butuh buku ini, karena isinya memang pas banget sesuai yang dibutuhkan saya saat ini, makasi sharingnya ya kak

    Reply
  • August 20, 2022 at 8:52 am
    Permalink

    Wah, part 1 nya saya kelewatan.
    Beberapa waktu lalu pas tau buku ini rasanya pengen beli. Kayaknya bagus.

    Ntar kapan-kapan baca review part 1.
    Part 3 ditunggu ya kk.

    Reply
  • August 24, 2022 at 4:23 pm
    Permalink

    Ini kover bukunya warna pink juga ya Kak,, penulis buku dan penerbitnya siapa ya, buku2 seperti ini yang mengobati dahaga di tengah penatnya menjalani rutinitas hidup. Pingin baca bareng sama anak sulung perempuan, moga ia jadi perempuan yg salehah, aamiin.

    Reply
  • September 30, 2022 at 4:02 am
    Permalink

    Kayaknya tiap muslimah wajib baca buku ini deh kak. Karena dari rahim kita lah akan lahir generasi penerus yang akan melanjutkan peradaban dan kita wajib mendidik mereka dengan sebaik didikan. Jadi inget kalimat, “Anakmu berhak lahir dari rahim ibu yang cerdas!”

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *