Assalamualaikum kawan!

Alhamdulillah ulasan Part 3 kita kemarin sudah kelar ya. Nah, kalau kita sudah paham bagaimana menjadi Muslimah Terjaga dan Muslimah Cerdas, sekarang kita akan ulas pentingnya menjadi Muslimah Produktif. Sebab, kalau hanya terjaga dan cerdas tapi kita tidak produktif, itu sama saja seperti punya iman dan ilmu, namun tidak diamalkan. Sia-sialah segala yang kita punya di dalam diri. Yuk, kita ceki-ceki ulasan Part 3 berikut ini! Happy Reading Kawan! 🙂

 

MUSLIMAH PRODUKTIF

 

RUMUS PRODUKTIFITAS

 

Produktifitas = Fokus × Energi × Waktu

 

Mohammed Faris menuliskan :

“Agar menjadi produktif Anda harus memiliki 3 unsur: fokus, energi, dan waktu. Jika Anda memiliki fokus dan waktu, tetapi kekurangan energi, Anda akan merasa sangat lelah dan lesu untuk menangani tugas-tugas Anda. Jika Anda memiliki banyak energi dan waktu tetapi kurang fokus, konsentrasi Anda akan terus-menerus terganggu, melompat dari satu tugas ke tugas lain, sehingga tidak bisa menyelesaikan tugas yang sedang Anda hadapi. Jika Anda memiliki energi dan fokus, tetapi tidak mempunyai waktu maka Anda tidak bisa produktif. Oleh karena itu, produktifitas merupakan hasil dari ketiga unsur tersebut.”

 

MENULISKAN TUJUAN

Banyak orang selalu kebingungan mau memulai menuliskan daftar tujuannya dari mana. Mungkin kamu bisa mulai dari beberapa pertanyaan ini sebagai acuan :

– Kamu mau jadi sosok hebat seperti apa?

– Tuliskan tiga hal penting apa yang ingin kamu capai. Kamu siap mengerahkan segala kemampuanmu untuk mencapainya?

– Jika doamu saat ini dikabulkan Allah, tuliskan tiga hal terkait masa depanmu yang ingin kamu masukkan dalam doamu itu!

– Apa hal terhebat yang ingin kamu berikan pada dunia? Tuliskan sedetail mungkin jawabannya!

– Saat menghadap Allah di akhirat nanti, manfaat/karya besar seperti apa yang kelak harap kamu bisa tunjukkan?

 

MENAJAMKAN FOKUS

Ada beberapa cara untuk menajamkan fokus kita, berikut diantaranya :

Shalat : untuk menundukkan hati dan khusyu menghadap Allah. Ketika kita mampu melakukan shalat yang khusyu, maka diri kita terlatih untuk berpikir fokus.

Doa : dilakukan terus-menerus agar kita selalu ingat apa saja tujuan kita.

Membaca dan Menghafal Al Qur’an : dalam sebuah artikel, Muhamed Gihlab, seorang ilmuan saraf . muslim, menyebutkan bagaimana mempelajari Al Qur’an dapat meningkatkan fungsi-fungsi dalam otak.

Shalat Istikharah : agar hati kita dikuatkan untuk tetap di tujuan yang telah direncanakan.

 

MANAJEMEN WAKTU

Dari Ibnu Abbas ra., dia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda : “Dua kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu pada keduanya, (yaitu) kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari)

Wanita shaliha adalah mereka yang menggunakan waktu sebaik mungkin sesuai prioritasnya. Berikut beberapa manajemen waktu yang bisa dilakukan :

Muslimah Bercahaya

 

MEMAKSIMALKAN ENERGI

Ada tiga hal yang bisa dilakukan untuk memaksimalkan energi, diantaranya :

Muslimah Bercahaya

 

KURANGI MENGELUH, BANYAK BERSYUKUR

Say no to “mengeluh” dan biasakan diri untuk banyak-banyak bersyukur. Apalagi mengeluhnya di media sosial, no..no..no.. ya kawan! Kenapa?

Karena…

  1. Kamu enggak akan dapat solusi.
  2. Justru malah nambah masalah baru yang diakibatkan komentar netizen.
  3. Masalah datangkan karena kehendak Allah, kenapa pula kita capek-capek curhat di media sosial? Lebih baik balikan lagi saja ke pemiliknya.
  4. Bisa jadi apa yang kita keluhkan justru apa yang diinginkan oleh orang lain.
  5. Justru semakin sering mengeluh bisa-bisa membuat kita menjadi pribadi yang kufur nikmat, na’udzubillahiminzalik.

 

Umar bin Abdul Aziz berepsan, “Ikatlah nikmat-nikmat Allah dengan bersyukur kepada-Nya.”

Muslimah Bercahaya

 

JANGAN MENCAMPURI URUSAN ORANG LAIN APALAGI MENCARI AIBNYA

Rasa ingin tahu akan urusan orang lain dan dorongan untuk membicarakannya akan menjadi bumerang bagi muslimah. Hal ini bisa menghabiskan waktunya untuk hal yang sia-sia. Bahkan, bisa jadi menjerumuskan ke dalam dosa menyakiti orang lain.

Rasulullah saw bersabda, “Dan, barangsiapa yang menutupi (aib) seorang Muslim sewaktu di dunia maka Allah akan menutup (aibnya) di dunia dan akhirat.” (HR. Tirmidzi)

 

MENELADANI RASULULLAH

Rasulullah adalah sosok yang Allah utus sebagai suri tauladan kita. Setiap aspek kehidupan beliau senantiasa dibimbing Allah SWT. Di dalam buku Muslimah Bercahaya, ada secuplik kisah tentang produktifitas semasa hidup. Jadi wajar saja jika beliau itu kita jadikan panutan dalam kehidupan ini.

Allah berfirman dalam Al Qur’an : ” Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah ini suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah akan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab : 21)

 

MENJADI MUSLIMAH YANG PROFESIONAL

Seorang wanita shaliha, jika dia saat ini adalah seorang pelajar atau mahasiswi, maka dia akan berusaha belajar dengan sebaik-baiknya.

Saat ia bekerja, dia akan berusaha bekerja dengan baik dan memberikan tenaga dan pikiran yang maksimal untuk perusahaannya.

Saat berbisnis, dia akan berusaha untuk berbisnis dengan sebaik mungkin, menampilkan adab Islami dalam bisnisnya, dan berusaha memberikan yang terbaik bagi timnya, konsumennya dan rekan bisnisnya.

Wanita shaliha akan berusaha amanah dalam pekerjaannya karena dia yakin sepenuhnya bahwa Allah selalu mengawasinya.

 

TELADAN MUSLIMAH DI BERBAGAI PERAN KEHIDUPAN

Berikut beberapa teladan para wanita mulia di zaman Rasulullah yang memiliki banyak peran :

  • Sahabat Rasulullah saw. seorang dokter atau perawat, Asy-Syifa binti Abdullah ra., beliau seorang ahli pengobatan.
  • Ibunda Khadijah binti Khuwailid ra., beliau pengusaha sukses yang pintar mengelola usahanya.
  • Sosok seorang pengrajin dan perancang busana, beliau adalah ibunda Zainab binti Jahat ra.
  • Ibunda Aisyah ra., beliau adalah sosok seorang wanita yang ahli di bidang kepenulisan dan sastra, ia sangat lihai dalam syair.
  • Sosok yang diberi lisensi oleh Rasulullah saw. untuk mengajar Al Qur’an bagi keluarga dan kerabatnya adalah Ummu Waraqah binti Al-Harits ra.

Jadi muslimah, apapun profesimu maka jadikanlah profesi itu bermanfaat bagi sebanyak mungkin orang. Pastikan juga peran itu tidak menggangu peran utamamu sebagai seorang istri dan ibu. Serta pastikan profesi itu tidak membawa pada maksiat, hal yang haram dan tak baik. Selama kita bisa menjaganya, in syaa Allah keberkahan mengalir untuk kita.

 

MUSLIMAH BERBISNIS

Ibnu Ishaq mengatakan, “Khadijah binti Khuwailid adalah seorang perempuan pedagang yang mulia dan kaya raya. Dalam mengelola perdagangannya, ia mempekerjakan kaum lelaki untuk menjualkan barang-barang dagangannya dengan memberikan kepada mereka sebagian dari keuntungan yang diperoleh. Dan bangsa Quraisy adalah bangsa pedagang.”

Adapun adab berbisnis bagi kaum muslimah :

  1. Jujur
  2. Tidak curang, tidak mengurangi takaran, tidak mendzalimi dan tidak menipu.
  3. Jangan mendekati riba.
  4. Bersikap memudahkan dalam transaksi.
  5. Menjauhkan dari harta yang syubhat apalagi haram.
  6. Tidak melalaikan tugas yang utama.
  7. Senantiasa berdoa.
  8. Berusaha belajar fiqih muamalah.

 

JANGAN MENUNDA

Syaikh ‘Aid Al Qami menuliskan dalam bukunya Selagi Masih Muda, “Yang bisa membunuh kita salah satunya adalah perbuatan menunda-nunda. Orang-orang bijak berkata, ‘Barangsiapa yang menanam benih ‘nanti’ akan tumbuh sebuah tanaman yang bernama ‘mudah-mudahan’, yang memiliki buah namanya ‘seandainya’, yang rasanya adalah ‘kegelapan dan penyesalan'”

Wanita shaliha, maksimalkan kesempatan berbuat kebaikan hari ini, karena kita tidak tahu apakah masih punya kesempatan esok hari.

Seorang anak kecil berkata, “Aku akan berbahagia saat aku beranjak besar menjadi remaja.”

Seorang remaja berkata, “Aku akan berbahagia saat aku menjadi pemuda.”

Seorang pemuda berkata, “Aku akan berbahagia ketika aku telah menikah.”

Seorang yang telah menikah berkata, “Aku akan berbahagia saat aku telah terbebas dari segala beban!”

Dan ketika masa tuanya telah tiba dia akan menengok kembali jalan panjang umurnya yang telah dia lalui, tampak telah disapu oleh angin yang dingin.

“Sesungguhnya, kita baru menyadari betapa pentingnya kehidupan yang kita jalani setelah kehilangan kesempatan. Padahal, kita menjalani tiap hari, bahkan tiap jamnya.” (Syaikh Muhammad Al Ghazali)

Muslimah Bercahaya

 

Nah, sudah paham kan shaliha? Jadi kesimpulan Book Review: Muslimah Bercahaya Part 3, seorang muslimah produktif bukan untuk dianggarkan. bukan pula untuk menyaingi pasanganmu. Atau hanya untuk mengejar karir semata. Melainkan untuk membekali diri dengan aktifitas bermanfaat agar kita tidak menjadi sosok yang pemalas. Yuk, terus tingkatkan kualitas diri dengan memproduktifkan diri! Dari rumah kita juga bisa produktif kok 😉

Hayo..hayooo.. makin penasaran kan dengan bukunya? Tunggu apalagi, langsung saja gih di pesan melalui akun instagram @arifrahman.lubis atau @bukuarifrahmanlubis yaaaa… Naaahh, dengan berakhirnya Book Review: Muslimah Bercahaya Part 3 ini, maka berakhirlah book review gelombang satu ya kawan. Gelombang berikutnya mengulas buku apa kak? Pantau saja terus yaaa.. karena semua sesuai polling di insta story ku @nasutionrizky. Salam Inspirasi!

Book Review: Muslimah Bercahaya Part 3
Tagged on:                                             

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *