Assalamualaikum kawan!

Balik lagi nih dalam edisi book review. Kalau di gelombang pertama kemarin kita mengupas tuntas bukunya Arif Rahman Lubis yang berjudul, “Muslimah Bercahaya”. Nah, kali ini di gelombang kedua, aku bakal mengulas buku “Salihah Mom’s Diary” karangan Dewi Nur Aisyah dan MommeeID.

Pada saat insta story voting kemarin, terpilihlah tiga bab terfavorit, yakni Happy Cooking!, Membangun Komunikasi dengan Anak, dan Over Irit. Semoga tiga ulasan ini juga merupakan bacaan yang kalian cari-cari ya kawan 🙂 Happy Reading!

 

Happy Cooking – Bab yang membahas tentang dilematika para ibu-ibu yang enggak jago masak, kurang jago masak, hingga kebingungan mau masak apa.

Happy Cooking!

Benar sih, dari zaman aku masih pejuang jomblo sampai sudah berumah tangga. Memang dilematika ini sering terlontar dari mulut kawan-kawan ku sendiri. Dan akhirnya, aku pun mengalaminya juga. Yeay! Hihihi..

Nah, bab ‘Happy Cooking’ ini bagus sih. Bu Dewi Lestari menceritakan sedikit pengalaman rumah tangga dia yang sempat slek-slekan sama suami hanya gara-gara suaminya golongan garis keras micin (MSG/penyedap rasa). Sedangkan doi adalah orang yang ‘enggak banget’ dengan micin. Curhat doi, kalau kena micin sedikit saja apsti sudah deh pening kepala.

Nah gimana dong mengatasi perbedaan pasutri ini?

Bu Dewi dalam tulisannya mengulas. Kita, sebagai istri terkadang memang kudu mengalah sedikit. Akhirnya doi memutuskan untuk menggunakan micin ke dalam masakannya. Tapi itu hanya berlangsung sementara saja. Sembari doi terus belajar mencari informasi bagaimana membuat masakan rumah yang tanpa micin juga bisa jadi gurih.

As you know?

Ternyata Bu Dewi berhasil melunturkan ke-micin-an lidah suaminya dong. Waahhh, gimana tuh triknya? Sini tak bisikan trik ala Bu Dewi dalam bab ini.

Ternyata rasa gurih masakan itu bisa didapat dari kandungan glutamat bahan makanan. Berikut caranya :

  • Mencampur gula dan garam ke bahan makanan. Bisa juga dengan menggunakan sedikit gula merah.
  • Menggunakan bawang merah, bawang putih, tomat, ataupun cabai hijau. Ini bisa dimasak agak lama hingga hancur dengan api kecil.
  • Masak perlahan (slow cooking) bahan protein hewani seperti ayam, daging, cangkang atau kepala udang bersama dengan beberapa jenis bawang atau bumbu. Khusus rebusan tulang dan daging, dibutuhkan minimal 2 jam dengan api kecil.
  • Marinasi, proses perendaman minimal satu malam. Ini biasa untuk rendaman ikan, ayam, atau daging dengan bumbu seperti bawang putih dan garam, atau dengan campuran lainnya seperti ketumbar, bubuk cabai, gilingan jahe, dan kunyit.

Begitu kira-kira triknya ya ibu-ibu 🙂 Bu Dewi juga berpesan kalau memasak adalah kegiatan yang berkah bagi seorang ibu. Sebab, saat kita memasak disitulah saat doa-doa bisa dipanjatkan untuk kesehatan dan kebaikan bagi suami dan anak-anak kita. Sebab, doa seorang ibu itu kan tidak tertolak ya, seperti janji Allah. Nah, harusnya momentum memasak ini bisa digunakan untuk menyelipkan doa-doa terbaik kita. In syaa Allah para malaikat melangitkan doa tersebut agar diijabah Allah SWT.

Happy Cooking!

Selain itu, kenapa harus memasak untuk keluarga?

Ya, karena seperti kata pepatah, tegas Bu Dewi. “Dari lidah turun ke hati.” Makanya ada istilah, “kangen masakan ibu”, “kangen masakan istri”, “rindu masakan nenek.” Begitulah kira-kira curhat doi.

Poin penting yang ditekankan Bu Dewi dalam tulisannya adalah masak itu bukan bakat, melainkan sesuatu yang bisa dipelajari. Semua butuh adaptasi. Sama seperti doi yang masakannya baru bisa diterima lidah sang suami setelah satu tahun pernikahan. Jadi jurusnya, gagal itu biasa yang penting jangan patah arang. Kalau gagal sekali maka coba berjuta kali sampai tuh suami bisa bilang, “masakan kamu enak Ma.”

Selain itu juga, ibu-ibu harus mengubah mindset nih. Duh, gimana lagi tuh caranya? Tenang..tenang.. sini tak bisikin lagi..

  1. Ibu-ibu hanya butuh mengafirmasi diri dengan kalimat ini, “Masakanku enak, keluargaku pasti suka”
  2. Tidak perlu mempunyai ekspektasi seperti chef ternama, karena itu akan membebani kita.
  3. Sesekali boleh makan bareng keluarga keluar rumah. Ini penting untuk hunting ragam menu kesukaan suami dan anak-anak. Perhatikan, mereka paling doyan menu apa saat berpergian. Setelah kita mengetahuinya, bolehlah untuk searching atau tanya kawan-kawan yang jago masak menu tersebut, setelah itu kita praktekkan menu tersebut di rumah.

Nah, Bu Dewi pun menghimbau untuk bapak-bapaknya nih. Kalaulah masakan seorang istri belum seenak micin warung Tegal, mohon bapak-bapak jangan terlalu jujur. Boleh dikritik, tapi berikan apresiasi positif ya, pujilah sedikit agar sang istri tetap keep spirit belajar masak terus. Oke oke 😉

Happy Cooking!

Gimana ibu-ibu? Sudah tercerahkan?

Sederhana ya tulisan Bu Dewi tapi sangat memberikan afirmasi positif buat kita yang lagi hopeless dengan masakan sendiri. Semoga book review “Salihah Mom’s Diary” bab Happy Cooking! mampu memberi semangat baru bagi para ibu yang sedang berjuang meluluhkan lidah para suami 😀 Aamiiiiiinn… Salam Inspirasi!

Happy Cooking!
Tagged on:                                                                     

7 thoughts on “Happy Cooking!

  • February 11, 2021 at 3:39 am
    Permalink

    Masyaallah bermanfaat sekali tulisannya bun … semoga saya juga selalu istiqomah menjadi lebih solihah … amiin

    Reply
  • February 11, 2021 at 3:54 am
    Permalink

    Bagus ya bukunya , tipsnya sudah aku terapkan nih mom beberapa seperti menambah gula garam, juga gula merah emanh bener rasanya gak kalah jauh dengan masakan yang pake micin hehe

    Reply
  • February 11, 2021 at 4:01 am
    Permalink

    Pembahasannya.menarik .. aku juga team no micin2 si drumah. Awal2 masak rada pusing krn mkanan trsa hambar di lidah suami yg udah anak micin bget. Alhamdulillah skrg terbiasa .

    Reply
  • February 11, 2021 at 4:02 am
    Permalink

    Keren banget kak bukunya. Jadi pengen punya juga. Aku soalnya enggak mahir masak juga. Ya Alhamdulillah suami pengertian, tapi aku pribadi ngerasa enggak enak sama dianya.

    Reply
  • February 11, 2021 at 11:41 pm
    Permalink

    Tercerahkan banget mba, aku masih berjuang menghalau si micin. Happy cooking, moga sekeluarga happy dan selalu sehat makan masakan kita 😊

    Reply
  • February 12, 2021 at 1:47 am
    Permalink

    Kok ku jadi ingin beli bukunya ya bun.. Otw shopee dulu cek harga

    Reply
  • February 12, 2021 at 3:11 am
    Permalink

    Trik yang simple tp kadang kita ga tahu😅. Mau cobain trik – trik nya ah

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *